Articles tagged with: coaching

Silo Mentality

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Wednesday, 05 October 2022.

Aslinya kata ‘silo’ adalah wadah penyimpanan hasil pertanian. Ada yang berupa kantong, ada yang berupa bunker, dan kebanyakan berupa tangki besar dari baja. Coba googling cari gambar 'silo', yang muncul adalah tabung-tabung besar kokoh di tengah ladang, bahkan berderet panjang berkelompok. Berguna untuk menyimpan gandum, hasil-hasil curah pertanian dan juga ada untuk bahan semen. Intinya, untuk menyimpan.

Di perusahaan/organisasi, ada istilah Silo Mentality. Yang ini bukan berbentuk tangki atau tabung, tapi tentang sikap mental yang menyimpan informasi untuk diri sendiri atau divisi masing-masing. Akhirnya arus informasi jadi tersendat, tidak ada transparansi kerja. Orang lain atau divisi lain tidak tahu apa yang sedang terjadi di divisi lain walaupun berada dalam satu perusahaan/organisasi yang sama. Ada yang saling menunggu, no action sama sekali. Adapula yang pekerjaannya jadi tumpang tindih, satu pekerjaan yang sama dilakukan oleh 2 orang. Pekerjaan tidak saling berkesinambungan. Kerja masing-masing. Tidak ada teamwork, kolaborasi, partnership dan lain sejenisnya. Sulit bekerjasama, saling lempar tanggung jawab.

Apa itu Coaching?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 12 July 2021.

Apa itu Coaching?

Coaching is facilitation ..
Ya, coaching adalah fasilitasi, coaching artinya adalah proses memfasilitasi seseorang untuk mencapai tujuannya. Tujuan hidup, tujuan bisnis, tujuan kerja, target suatu proyek .. pokoknya segala sesuatu yang menjadi tujuan atau target, dalam hal arti yang positif tentunya. Pada kenyataannya, banyak yang mengira bahwa Coach adalah untuk membantu cari solusi, atau malah memberikan solusi alias jawabannya langsung. Instan, cepat, selesai. Hal ini tentu saja berlaku bila hal yang di-coach adalah bersifat teknis, inipun kita sebut sebagai performance coach.

The Art of Listening

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 26 February 2021.

Listening (mendengarkan) beda dengan hearing (mendengar). Kita bisa mendengar banyak suara tapi belum tentu menyimak suara tersebut. Dan terlebih lagi, listening yang saya maksud bukan hanya perihal suara. Mendengarkan juga dengan mata, untuk mendapatkan keutuhan atas apa yang disampaikan oleh seseorang, baik melalui ucapan, nada suara, ekspresi wajah dan juga gesture. Semua ini merupakan satu kesatuan dalam bahasa komunikasi.

Listening adalah salah satu ketrampilan atau modal dasar dari coaching. Apa gunanya?
Coaching adalah memfasilitasi seseorang untuk mencapai tujuannya, dari segi mindset (pola pikir). Sebagai coach, saya tidak mengajarkan cara, juga tidak memberi solusi. Dengan asumsi bahwa coachee sudah punya pengetahuannya, sudah tahu caranya. Kadang memang mungkin belum kepikiran caranya, tapi minimal sudah punya pengetahuannya. Muncul pertanyaan kecil, bagaimana kalau coachee belum punya pengetahuannya? Aha!! Di sinilah pentingnya listening, untuk mendeteksi sebenarnya coachee saya ini belum tahu (soal pengetahuan), atau belum mau (soal mindset). Kalau memang dia belum punya pengetahuannya, lebih baik arahkan ke training, atau program mentoring. Kadang saya ajarkan juga di tempat kalau memang saya punya pengetahuannya, namun setelah itu fokus kembali pada niatnya, apa pemikirannya atas pengetahuan tersebut. Ah.. bakal jadi panjang kalau saya tulis di sini. Silakan kunjungi website www.meta-mind.com, di sana ada eBook dan juga video tentang Coaching biar lebih jelas.

Back to topic. Apa gunanya Listening?

-    Karena setiap orang butuh didengarkan. Saat kita mendengarkan, orang tersebut akan merasa dihargai. Hal ini membangun perasaan percaya diri orang tersebut bahwa dia berharga. Kalau sudah begitu, dia akan lebih terbuka dan banyak bercerita. Bahasa saya: ‘wong ke wong’, memanusiakan manusia. Maka ini menjadi landasan saya dalam listening, bahwa mendengarkan adalah menghargai. Listening is appreciate.

Why METAMIND?  read