STRESS, perlu IJIN-kah?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 28 January 2019.

STRESS, perlu IJIN-kah?

"Emangnya stress perlu ijin?", seru si bungsu mendadak di dalam kamar. Kami tertawa gelak. Kala itu kami sedang liburan di Bali, ngobrol santai dalam kamar dan mendadak dia bilang sedang stress. Mendadak sontak kami langsung tanya 'stress apa, dek?', seakan dia si bungsu yang masih kecil usia dan tidak bisa stress. Merasa 'diserbu' pertanyaan-pertanyaan kami, dia langsung jawab 'emangnya stress perlu ijin?'.

Dalam hati saya tertawa, betul juga, emang stress perlu ijin? Sementara banyak orang serta merta merasakan stress tanpa tahu ujung pangkal, ada pula yang merasa stress sebagai korban dari suatu keadaan dan seakan menjadi tak berdaya. Ada juga yang stress karena tidak bisa melakukan sesuatu atau ada tujuan yang tak tercapai. Stress muncul akibat perasaan tidak berdaya. Dan saya berpikir ulang, mencari... pernahkah stress muncul karena perasaan sedang/sangat berdaya?

Andai saja perlu ada ijin untuk stress, kemudian boleh memilih agar stress-nya cukup di pikiran saja, tidak dirasakan..
Atau ijin stress diberikan sesuai dengan waktunya. Saat kapan boleh stress dan saat kapan tidak boleh karena bukan pada waktu yg tepat...

Seandainya saja stress perlu ijin, akan kita ijinkan atau tidak?

Karena stress sebenarnya hanyalah sebuah perasaan, yg memproyeksikan kegalauan dalam hati. Stress juga menceritakan sebuah ketidakberdayaan, sebentuk rasa ketidakpuasan atas suatu keadaan yang terpaksa diterima. Sebuah perasaan yang muncul karena harapan yang tidak tercapai.

Bila saja saya tahu bahwa ada satu keadaan yang tidak tercapai, dan sadari bahwa bakal kecewa.. mungkin saja saya masih sempat berikan ijin (atau tidak) atas stress yang bakal muncul kemudian. Atau kalau saya tahu bahwa keadaan berikutnya mungkin bakal asing bagi saya, atau ada kemungkinan bakal tidak terkendali, atau bakal ada kemungkinan penuh tantangan dan bahkan tidak berhasil, akankah saya beri ijin untuk merasakan stress tersebut nanti setelahnya? Atau hanya sekedar stress dalam pikiran?

"Emangnya stress perlu ijin?"
Hahaha.. mulai sekarang belajar menjadi tuan rumah atas pikiran dan perasaan saya sendiri, yang bisa memberi ijin atau tidak ijin atas apapun perasaan yang bakal muncul, termasuk sebentuk perasaan yang namanya stress ini.

Ini bukan tentang siap-siap stress, tapi persiapan untuk stress. Memberdayakan stress, jadi ustress. Kebalikan dari distress.

Bali, 27 Januari 2019
Mariani
META-Coach

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read