Seribu Tanya Tentang Leadership

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Sunday, 23 August 2015.

Seribu Tanya Tentang Leadership

Ketik 'leadership' di google .. 

Muncul kalimat 'sekitar 455.000.000 hasil (0,39 detik)'. 

Ada kata leadership, leadership training, leadership skill, leadership theory, dll. 

 

Ketik 'leadership theory' ... 

'Sekitar 13.700.000 hasil (0,36 detik)'. 

 

Wow ...!! 

Pantas 3 tahun lalu, ketika saya coach seorang manager yang menolak untuk promosi jabatan, beliau menjelaskan betapa merasa diri tak pantas menjadi leader. Bukan karena tak ingin. Beliau baca banyak buku, artikel dan ikut beberapa training tentang leadership .. sampai kemudian bingung sendiri apa sebenarnya leadership dan perlu ikut gaya kepemimpinan yang mana. 

 

Semakin hari semakin banyak teori dan konsep tentang kepemimpinan. Dengan search engine mbah google saja kita bisa menemukan 13.700.000 hasil. Dengan pendekatan berbagai ilmu dan pengalaman, mulai dari tahun 1800an hingga 2015. Terkait dengan organisasi, perusahaan, komunitas hingga pribadi. Bahkan banyak pula yang mengaitkan dengan perubahan (change) dan manajemennya. 

 

Dalam hati kemudian saya bertanya, apa sebenarnya kepemimpinan atau yang disebut leadership itu? 

Dengan begitu banyak pendekatan dan teori, bagaimana tahu mana yang cocok mana yang tidak? 

Lebih lanjut lagi, bagaimana seseorang bisa memimpin bila hanya mengikuti pola konsep dan teori yang tersedia begitu banyak? 

 

Lalu saya kembali pada yang paling mendasar, back to basic. 

What is leadership? 

Why leadership? 

Dengan informasi yang demikian cepat, setiap orang yang mau belajar bisa bebas searching di internet dan mengira bisa belajar dari informasi-informasi di dalam. Cukup dengan baca dan imajinasi, tanpa validasi, tanpa verifikasi. Padahal, tidak semua tulisan itu benar dan valid. Akhir-akhir ini saya menemukan beberapa tokoh atau figur yang dikenal publik menuliskan kalimat dan konsep yang lalu dikutip oleh orang lain, padahal si penulisnya sendiri bukan expert di bidang tersebut.

Prihatin. 

 

Kembali pada leadership .. 

Sejauh saya telusuri (via google), firma konsultan manajemen yang pertama di dunia didirikan tahun 1886 oleh Arthur D. Litte dengan fokus utama pada riset teknis. Adalah Frederick Winslow Taylor yang menjalankan konsultasi tentang manajemen yang pertama kali di tahun 1893. Tidak heran istilah leadership yang pertama dikaitkan dengannya. Uniknya, dua-duanya adalah orang teknis industri. Bukan psikologi. Sementara banyak orang mengira leadership adalah tentang jiwa kepemimpinan yang bersifat psikologis. 

 

Then saya berpikir lebih mendasar lagi .. apa tujuan kepemimpinan ketika awal digunakan? 

Yang jelas keduanya adalah orang-orang berintelektual tinggi yang saat itu berfokus pada efisiensi kerja. Efisiensi, bukan motivasi, bukan pula untuk mengatur orang, apalagi memimpin orang. Yang walaupun kemudian bisa diduga mulai muncul bagaimana mengatur dan memimpin orang lain bekerja dengan efektif dalam rangka efisiensi tadi. Fakta lapangan saat ini banyak kepemimpinan yang dikaitkan pada memimpin dan mengatur orang, saja. Masih memperhatikan siapa diatur siapa atau siapa bertanggungjawab pada siapa lengkap dengan aneka variasi struktur organisasi yang 'high-end', tapi belum tentu efisien. Plus, ego orang-orang yang berperan di dalam sambil memperhitungkan siapa yang dominan atas siapa, bukan pada efisiensi kerja itu sendiri. 

 

Lalu saya berpikir, mungkinkah seorang pimpinan di masa kini memimpin tanpa memiliki intelektual tinggi? Apakah kita-kita ini mau dipimpin oleh orang yang kita anggap kurang pintar secara intelektualitas pengetahuan? Tanpa ketrampilan yang memadai untuk bidang2 tertentu yang sedang dipimpin? Maukah kita dipimpin oleh orang-orang yang tidak terampil sehingga tidak efisien, boros waktu boros energi boros uang? 

 

Masa-masa awal leadership adalah tahun 1886, menjelang tahun 1900. 

Sekarang tahun 2015. Sudah 129 tahun. 

Pada umumnya orang-orang sudah mengecap pendidikan minimal. Pengetahuan sudah sangat gampang dijangkau via teknologi yang namanya internet. Jadi seyogyanya bila semua orang bisa berpengetahuan dan kaya intelektual, maka semua orang bisa memimpin. Efisien, efektif. 

 

Namun kemudian ada yang bilang bahwa bukan soal kepemimpinan, tapi jiwa kepemimpinan. Leadership dikembangkan menjadi jiwa kepemimpinan. Sesuatu yang berbau psikologi.

 

Bagaimana dengan ilmu psikologi itu sendiri? Apa itu psikologi? 

Dimulai dari pertengahan tahun 1800, Wilhelm Wundt memulai riset ilmiah tentang respon manusia. Bukunya 'Principles of Physiological Psychology' (1874) menggarisbawahi bagaimana hubungan antara fisiologi dan cara manusia berpikir dan berperilaku. Tokoh ini pula yang menjalankan laboratorium psikologi pertama di dunia pada tahun 1879 di University of Leipzig. Eksperimen ini yang kemudian menandai lahirnya disiplin ilmu psikologi di dunia. Dikenal sebagai bapak psikologi dunia, beliau menganggap psikologi belajar tentang kesadaran manusia yang kemudian mempelajari tentang proses mental secara internal. Beliau menggunakan istilah 'introspeksi' saat itu.Walaupun saat ini sudah dianggap tidak lagi valid dan ilmiah, namun cukup menggugah manusia atas kesadaran dan mempelajarinya lebih lanjut. 

 

Lagi kembali pada jiwa kepemimpinan, bila kita mempelajari proses mental internal tentang seorang pemimpin, apakah seorang pemimpin melakukan introspeksi? Apa yang dilakukan seorang leader secara sadar? Selain kesadaran, apa pula yang diperlukan untuk jiwa kepemimpinan yang dianggap baik? 

 

Saya lalu teringat pada waktu kuliah psikologi dulu. Dikatakan bahwa awal dasar dari ilmu psikologi adalah filsafat manusia. Jadi ketika bicara tentang kesadaran pikiran dan perilaku manusia maka saat erat terkait dengan filosofi kehidupan manusia itu sendiri. Tentang tata nilai atau yang sekarang keren disebut sebagai value(s). Yang lalu mempengaruhi 'way of life' (cara pandang hidup) seseorang, yang kemudian berefek pada visi dan misi dalam kehidupannya. Yang kemudian berujung pada keputusan yang diambil secara sadar, yang kemudian dilakukan sesuai dengan keputusan tersebut. Baik di aspek kehidupan pribadi maupun kehidupan profesional. Di keluarga, gaul sosial masyarakat, dan tempat kerja. 

 

Berbagai ranah psikologi dan hasil googling ini ramai dalam pikiran di kepala ini. Apa kaitannya? Ada puzzle yang hilang .. ada potongan yang tidak utuh sehingga leadership sekarang tidak lagi berjalan sebagaimana aslinya. Semua seakan sama-sama tahu bahwa leadership dibutuhkan agar bisa mencapai suatu tujuan bersama. Hm ... apa malah berpikir bahwa leadership dibutuhkan untuk membangun dan menjaga kebersamaan? Yang jelas, suatu tujuan, apalagi yang namanya tujuan bersama perlu kebersamaan. Tapi tidak semua kebersamaan bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Di sisi lain, suatu tujuan bisa tercapai dengan berbagai cara, hanya tinggal bagaimana proses mencapai tujuan tersebut. Efisiensi atau tidak, termasuk efisiensi waktu, efisien energi, efisien uang, dan lain yang bisa di-efisien-kan. Dan pula hasilnya, efektif atau tidak. Tepat sasaran atau sedikit melenceng. Karena kalau melenceng banget maka sama saja dengan tidak mencapai tujuan. Bila ternyata proses pencapaian tujuan tidak efisien, tidak efektif, dan hasilnya tidak tepat sesuai sasaran/tujuan, lalu buat apa perlu leadership? 

 

Kepala ini semakin ramai .. saya sudah berhenti googling, karena yakin bahwa jawaban tidak lagi berasal dari media ini, tidak di luar sana. Jawaban sekarang ada di dalam diri. Apa arti leadership sesungguhnya? Dengan bekal sejarah awal leadership di atas, lalu dikaitkan dengan psikologi dan filsafat karena ada tambahan jiwa kepemimpinan tadi .. plus fakta dan pengalaman yang saya alami selama ini ... 

 

Apa sebenarnya leadership atau kepemimpinan itu? 

Apakah hanya melulu berawal dari self-leadership? 

 

Mudah2an yang membaca ini tidak ikut ramai memikirkan. 

Bila ada jawaban atau pemikiran lain, silakan kirim via japri ke saya, atau ikut berpikir biar week-end ini tambah ramai, itupun kalau penting. Karena ada yang memilih jadi follower saja. Ada juga yang memilih diam saja mengamati. Tidak perlu membahasnya. 

 

Saya hanya berpikir, mengapa leadership itu penting? 

Apa sebenarnya tujuan leadership ketika di lapangan ternyata hanya bicara ego dan siapa yang dominan siapa yang tidak, who lead who. Pentingkah? 

 

Silakan japri ke mariani_ng(at)meta-mind.com

 

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read