Pokemon Go!! - Titik balik untuk bangkit?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 22 July 2016.

Pokemon Go!! - Titik balik untuk bangkit?

Liburan lalu mendadak terkuak oleh hebohnya Pokemon Go. Anak2 remaja rajin ke mal dan tempat ibadah sambil pegang HP, lirik kiri kanan dan senyam senyum sendiri. Bukan hanya generasi milenial, banyak orang tua-pun ikut heboh dengan permainan ini.

Memang heboh apps yang satu ini, dikatakan dalam 1 malam di-download lebih dari 10juta orang. Saya tertarik untuk mengamati pola kerja John Hanke, pencipta permainan ini. Ada satu hal yang menarik dari keadaan yang tengah bergejolak ini. 

Ketika melihat di mana-mana ada Pokemon Go, mulai dari gojek yang ikut dilibatkan hingga kalangan trainer membincangkan topik ini, tentang bagaimana kesuksesan yang diciptakan dan perlunya impian besar – saya justru melihat satu antagonis dari keadaan yang sedang berlangsung selama 5 tahun terakhir ini, apakah ini sebuah titik balik? Atau sebuah peringatan agar kita lebih berjaga diri?

Saat ini kita berada  dalam satu keadaan yang sangat dinamis dan masif, baik keberhasilan maupun kegagalan yang terjadi. Ekonomi secara global sedang lesu, plus bisnis yang sepi bagi sebagian besar pebisnis global maupun lokal. Bertemu dengan pengusaha-pengusaha senior, mengeluhkan betapa bisnis semakin sepi dan mengerikan. Yang jualan kue mengecilkan ukuran kuenya karena tidak bisa menaikkan harga jual. Restoran mengecilkan porsi makanan agar tetap bisa bertahan dengan harga yang kompetitif. Karyawan mulai terlambat menerima gaji, bahkan THR saja ada yang baru terima 50% itupun beberapa hari sebelum lebaran. SDM sistem kontrak semakin deg-degan melihat rekan2 kontrak yang lain sudah putus hubungun kerja. Bahkan, rumah sakit mulai mengurangi perawat yang bertugas dalam rangka bertahan dengan keadaan ekonomi saat ini. Tahun ini semakin mengerikan, katanya.

Sementara di sisi lain, ada juga massa yang terus bergelora semangat di tengah keadaan ini. Selalu ada kesempatan dalam kesempitan. Digital marketing, salah satunya. Ketika mal sepi, sebagian mengatakan mal sepi karena perekonomian sedang lesu, namun ada juga nada optimis yang mengatakan mal sepi karena hanya jadi show-case saja, belanja via online. IT seakan menjadi tumpuan harapan dan ujung tombak di tengah kegalauan ini.   Gema online dan digital marketing menjadi eforia dan tentunya membangkitkan semangat milenial sambil terus mengembangkan bisnis dengan kreatif dan berbasis IT. Start-up bisnis di sana sini, e-commerce, dengan landasan kreativitas dan passion.

2 kata terakhir, kreativitas dan passion, menjadi kata kunci bagi mereka yang ingin memulai bisnis saat ini. Saya katakan eforia, karena berbagai lapisan masyarakat berusaha bertahan dengan melihat keluar (eksternal), berpikir mencari kreativitas baru sambil berusaha mengikuti ‘passion’ yang ada. Saya tulis berpikir mencari kreativitas, bukan berpikir kreatif melakukan inovasi. Artinya, bukan lagi berdasarkan passion yang sesungguhnya ada dalam diri masing-masing, tapi berpikir secara terpaksa untuk kreatif sambil mengatasnamakan ‘passion’ dalam rangka mencari apa yang dikatakan sebagai suara hati itu. Bukankah mereka yang menjalankan hobinya akan sukses? Yes. Tapi hobi yang mana? 

Eforia, mungkin sebagai ekspresi dari usaha menyelamatkan diri dari keadaan yang dikatakan susah sekarang ini. Dari segitiga hirarki Maslow, orang-orang yang tadinya sudah memiliki level self-esteem tinggi dan hampir mencapai level aktualisasi diri mendadak dipaksa turun ke level bertahan hidup alias survival. Masa transisi yang menimbulkan ketidakseimbangan, alhasil kemudian berusaha bertahan tetap bisa aktualisasi diri (baca: menikmati kenyamanan masa lalu) dengan mencari apa saja yang sedang ‘happening’ dan bisa kembali lagi aktualisasi diri. Pokemon Go muncul di saat yang tepat.  Kecanggihan teknologi yang segera disambut sebagai momentum untuk ikut bermain agar tidak ketinggalan jaman, sekaligus pintu ‘exit’ dari kepenatan keadaan yang sedang galau, pas libur panjang lagi (libur summer dan libur panjang di Indonesia).

Saya salah satu yang ikut-ikutan download dan bermain. Namun saya lebih tertarik pada kisah di balik Pokemon Go ini, yakni tentang John Hanke, pencipta permainan ini. Menilik sejarah perjalanannya dari berbagai tulisan yang ada, keberhasilan Pokemon Go adalah hasil proses 20 tahun. Berikut adalah kisahnya yang saya copy-paste asli dalam bahasa Inggris.

 

Here’s the 10 times he levelled up in his lifetime to reach Pokémon Go:

1st Level up: In 1996, while still a student, John co-created the very first MMO (massively multiplayer online game) called ‘Meridian 59’. He sold the game to 3DO to move on to a bigger passion: mapping the world.

2nd Level up: In 2000, John launched ‘Keyhole’ to come up with a way to link maps with aerial photography, and create the first online, GPS-linked 3D aerial map of the world.

3rd Level up: In 2004, Google bought Keyhole and with John’s help, turned Keyhole into what is now ‘Google Earth’. That’s when John decided to focus at creating GPS-based games.

4th Level up: John ran the Google Geo team from 2004 to 2010, creating Google Maps and Google Street View. During this time, he collected the team that would later create Pokémon Go.

5th Level up: In 2010, John launched Niantic Labs as a start-up funded by Google to create a game layer on maps. John explains why he called it Niantic: “The Niantic is the name of a whaling ship that came up during the gold rush and through a variety of circumstances got dragged on shore. This happened with other ships, too. Over the years, San Francisco was basically just built over these ships. You could stand on top of them now, and you wouldn't know it. So it's this idea that there's stuff about the world that's really cool but even though it's on the Internet, it's hard to know when you're actually there.”

6th Level up: In 2012, John then created Niantic’s first geo-based MMO, “ingress”:

John explains: “In the case of Ingress the activity is layered on top of the real world and on your phone. The inspiration was that it was something that I always used to daydream about while I was commuting back and forth from home to Google." 

"I always thought you could make an awesome game using all the Geo data that we have. I watched phones become more and more powerful and I thought the time would come that you could do a really awesome real-world adventure-based game.”

7th Level up: In 2014, Google and the Pokémon Company teamed up for an April Fools’ Day joke, which allowed viewers to find Pokémon creatures on Google maps. It was a viral hit, and got John thinking the idea could be turned into a real game.

8th Level up: John decided to build Pokémon Go on the user-generated meeting points created by players of Ingress, and the most popular became the Pokéstops and gyms in Pokémon Go:

As John says, ”The Pokéstops are submitted by users, so obviously they're based on places people go. We had essentially two and a half years of people going to all the places where they thought they should be able to play Ingress, so it's some pretty remote places. There are portals in Antartica and the North Pole, and most points in between.”

9th Level up: John raised $25 million from Google, Nintendo, the Pokémon Company and other investors from Dec 2015 to Feb 2016 to grow a team of 40+ to launch Pokémon Go this year.

10th Level: John and his team launched Pokémon Go on July 6th in USA, Australia and New Zealand. Since its launch, Nintendo’s share price has risen $7.5 billion, and the app is already generating over $2 million daily in in-app purchases, making it an overnight phenomenon. 

The overnight success of Pokémon Go has taken John Hanke 20 years to create. Throughout these 20 years, while he had a big vision of a game layer over the world, he didn’t know what form it would take. At every step, he just focused at his next level up.

At each new level, he had new powers, new team members, and new items in his inventory…

Are you, like John, treating your own entrepreneurial journey like one big MMO?

Keep the end in mind, but focus today on simply levelling up. 

At every level, grow your powers, your team, and your luck.

And know it takes many levels to win the game.

 

Kalau kita simak, John jalankan tahap demi tahap dengan realistis, melihat apa yang ada di depan dan menjadikannya nyata sebelum berpikir ‘what next’.  Apakah dia punya passion? Ya, dia punya. Namun tidak serta merta berusaha mengejar passion dan impiannya begitu saja. ‘Keep the end in mind, but focus today on simply levelling up’. Fokus pada apa yang ada hari ini dan tingkatkan.

Sederhana. 

Kata-kata ‘kejarlah mimpimu, kamu pasti bisa!!’ perlu dipertimbangkan kembali. Karena yang dikejar adalah apa  yang diinginkan di depan, entah masih butuh berapa tahap, fokus melihat gambaran besarnya tanpa peduli dengan realita yang ada. Terlebih lagi ketika seseorang punya impian lalu sibuk mencocokkan apakah punya passion yang sama, kalau tidak ada maka dicocok-cocokkan, sibuk kutak-katik passion sambil terus mengejar mimpi tanpa melihat kenyataan yang ada. ‘Think big grow big’, bukan berarti mengabaikan realita yang ada di depan mata.

There is no such thing as overnight success.

It takes 20 years to make an overnight success.” ~ Eddie Cantor

Wake up and grounded.

 

Salam,

Mariani

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read