New Normal, Yang ke Berapa Kali-kah?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 05 June 2020.

Siap-siap masuk New Normal!!

Padahal sebenarnya kita sudah berada di New Normal sejak PSBB diberlakukan. Bahkan sejak kita sadar atas kehadiran COVID19 ini, dari mulai cari masker, beli sanitiser hingga borong sayur mayur keperluan rumah dan kemudian kerja di rumah. Kita sudah berada pada kehidupan yang di luar rutinitas biasa, kenormalan baru. 

Jadi yang kita asumsikan New Normal dengan dibukanya PSBB mendatang adalah new normal tahap ke-2 (karena COVID19). Dan kalau kita katakan perlu siap-siap menghadapinya, sebenarnya-pun kita sudah mengalaminya bersama, dengan berbagai bentuk keresahan, ketidakpastian hingga kemudian stabil kembali beradaptasi seadanya, karena terpaksa. Kepepet. 

Apakah new normal tahap ke dua nanti perlu dihebohkan?

Kalem saja. Kalau kita telah melalui new normal tahap 1, maka tinggal lanjutkan saja. Bahkan, kalau mau diakui, kita semua sudah diingatkan akan adanya keadaan ini sejak VUCA mulai beredar. Istilah yang sudah diperkenalkan sejak 1987 itu kita anggap hanya di bidang leadership saja. Lalu seiring dengan kumandang Industrial Revolution (IR 4.0), banyak yang masih menganggap VUCA itu adalah urusan anak muda, milenial dan teknologi. Siapa kira, keadaan VUCA (Ketidakstabilan, ketidakpastian, kompleksitas dan ambigu) ini justru terjadi oleh kehadiran makhluk kecil berukuran 100-120 nanometer yang disebut COVID19. Kita semua mendadak dihadapkan pada tuntutan untuk berubah atau punah.

 

Yang kita perlu antisipasi adalah justru keengganan kita diri. Keengganan untuk ke luar rumah setelah sekian lama aman tentram nyaman ber-aktivitas di rumah via online. Enggan untuk belanja lagi ke luar rumah setelah terbiasa dengan belanja online dan kurir pengiriman yang siap mengantarkan, express maupun beberapa hari. Enggan pula untuk bertemu fisik dengan orang lain setelah cukup berinteraksi dan tetap bisa tertawa ceria berkomunikasi via dunia maya.

Dan terutama, ingat untuk tetap mengingat siapa diri kita. Jati diri yang merupakan anugrah dari Sang Pencipta. Ketidakstabilan memerlukan ketenangan hati kita menjalaninya. Ketidakpastian membutuhkan keteguhan diri untuk dapat diandalkan. Kompleksitas membutuhkan kemampuan untuk melihat jelas dan menjadikan sederhana bagi orang lain. Tidak ada yang akan ambigu bila kita mampu berkomunikasi dengan jelas dan pasti, sesuai dengan keadaan, tanpa melupakan siapa diri dan apa tujuan keberadaan diri di dunia ini, bersama-sama dengan orang banyak di sekitar kita.

Mari kita melihat ke dalam diri. Persiapkan hati untuk menebarkan ketenangan walau serba tidak pasti, keteguhan diri sebagai tempat bersandar dalam kegalauan, dan hidup sederhana sesederhana saat kita dilahirkan. Sejak dilahirkan kita punya semangat besar untuk belajar dan beradaptasi, jatuh bangun belajar berdiri, jalan tertatih-tatih, lalu jatuh lagi. Kita tetap bangkit, tetap belajar melangkah dan kemudian bisa berlari dengan ceria. Tanpa ragu apalagi takut dan menciut. Kemana semangat yang telah kita miliki sejak lahir itu?

Kita telah mengalami new normal beberapa kali, dalam kehidupan pribadi. Mari kita ulangi lagi. Bangkit dan bangun bersama. Tenang, teguh, sederhana dan jelas. Grounded. Dengan senantiasa bersandar pada bimbingan Sang Pencipta.

 

Jakarta, 5 Juni 2020

Mariani Ng

 

METAMIND

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read