Apanya Apa?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 20 February 2017.

Bila pada edisi terdahulu kita telah membahas tentang efek dari kata tanya ‘mengapa’ dan ‘kenapa’, mari kita lanjutkan dengan kata tanya ‘apa’. Kata tanya ini cukup menarik bila dibahas, bukan hanya pada satu kata tunggal saja. Paduan singkat satu pertanyaan ‘apanya apa’ justru memancing jawaban yang detil dan spesifik. Berikut detil penjelasannya.

 

Sebagai seorang coach, khususnya personal dan bisnis coach, pekerjaan rutinitas saya adalah bertanya dan bertanya. Tugas saya adalah memfasilitasi seseorang agar lebih cepat mencapai tujuan/targetnya, baik itu kehidupan pribadi maupun profesional/bisnis. Walaupun agenda utama adalah mencapai tujuan/target, namun yang selalu muncul adalah masalah demi masalah yang menghambat pencapaian tersebut, entah itu dari sisi internal pribadi diri  maupun faktor eksternal. Sebagai coach, saya tidak memberikan solusinya begitu saja walaupun tahu pasti apa masalah sebenarnya yang menghambat. 

 

Mengapa demikian?

 

Karena setiap orang pada dasarnya sudah punya jawaban dalam diri sendiri. Seni dari profesi coach ini justru terletak pada cara bertanya sedemikian rupa yang mampu  memancing ‘insight’ dan solusi dari diri orang  bersangkutan. Solusi yang muncul dari diri sendiri inilah yang akan memicu komitmen lebih tinggi daripada solusi yang disodorkan.  

 

Nah, salah satu kata tanya yang sering saya gunakan adalah ‘apa’. 

Kata tanya ‘apa’ mengandung makna mencari suatu obyek di luar diri sendiri, terkait dengan hal yang ditanyakan. Efek secara psikis dari kata ini:

Memberi rasa aman pada orang yang ditanya karena masalah/tindakan yang ditanyakan tidak berkesan langsung melekat pada pribadinya. 

Memberi kesempatan pada orang tersebut untuk ‘lepas’ sejenak dari beban perasaan/emosinya sehingga bisa melihat permasalahan dengan lebih obyektif.

Mencari suatu obyek penyebab masalah/tindakan tanpa perlu merasa bersalah atau membela diri.

Contoh:

Apa yang membuatmu datang terlambat? 

      (bandingkan dengan ‘mengapa terlambat?’)

Apa yang terjadi sebenarnya?

      (bandingkan dengan ‘mengapa terjadi sebenarnya?’)

 

Memberi penegasan atas masalah yang sedang dihadapi sambil mencari solusi tanpa menyalahkan.

Apa yang terjadi sehingga pelaksanaannya tidak tepat waktu?

      (bandingkan dengan ‘mengapa pelaksanaannya tidak tepat waktu?’)

Apa yang perlu dilakukan agar disiplin?

      (bandingkan dengan ‘mengapa tidak disiplin?’)

 

Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan salah seorang klien untuk coaching. Setelah ngobrol kiri kanan di awal pembicaraan, kami masuk pada perkembangan proyek yang sedang ditangani. 

‘Jadwal agak mundur karena tim kurang kompak’, demikian dia memulai.

‘Apa yang membuat bapak mengatakan demikian?’, tanya saya segera menyambung kalimat pernyataan tadi.

 

‘Mungkin tidak masuk di akal. Mereka rata-rata punya disiplin dan intelektual tinggi, semangat lagi. Tapi jelas apapun yang mereka kerjakan sekarang ini tidak produktif!!’, jawabnya kelihatan ragu karena tidak bisa merujuk pada bukti apapun.

 

‘Apanya apa yang menurut bapak tidak produktif?’.

‘Apanya apa?’, tanyanya mengulangi pertanyaan saya. Saya hanya mengangguk.

Klien saya tampak berpikir sejenak lalu terdiam memandang saya. 

Beberapa saat kemudian dia menjawab dengan lancar apa yang membuat tim kerja tidak kompak, data demi data. Lalu kemudian terurai sendiri, apa yang perlu dilakukan agar tim kerja lebih solid dan saling bersinergi.

 

Apanya apa yang membuat demikian?

 

 

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read