Keputusan
Pernah punya teman yang kalau ditanya pilih mana maka akan selalu jawab ‘terserah’?
Pernah punya teman yang ketika ditanya soal enak atau tidaknya sebuah makanan akan selalu menjawab ‘biasa saja’?
Jangan-jangan malah diri sendiri juga sering bersikap demikian. Mari kita evaluasi kembali, apa yang sekiranya menyebabkan seseorang selalu menjawab demikian.
Mungkin memang teman kita ini berada dalam keadaan yang perlu disikapi dengan ‘terserah’, menyerahkan keputusan pada orang lain. Mungkin memang makanan yang dimakan tadi biasa-biasa saja enaknya, tidak enak sekali dan juga bukan tidak enak. Ini adalah jawaban atas fakta apa adanya. Tapi di sisi lain, besar kemungkinan juga karena yang bersangkutan tidak bisa memutuskan mau yang mana, atau memutuskan bagaimana kadar kenikmatan suatu makanan, apakah enak sekali, biasa saja atau kurang enak. Bilamana ini yang terjadi, maka ini adalah problema pengambilan keputusan. Ada orang yang cepat mengambil keputusan, ada juga yang lama dan bahkan tidak bisa memutuskan.
Sebenarnya, ada 2 tahap yang perlu dilalui seseorang saat mengambil keputusan, yakni tahap analisa dan tahap memutuskan. Tulisan ini membahas preferensi berpikir yang mendasari kecepatan pengambilan keputusan seseorang dengan menelaah 2 tahap tersebut.