FAKTA 101 – Bahkan Faktapun Perlu Penjelasan

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 04 February 2022.

(Tulisan ini ditulis sebagai review dan ulasan atas artikel Michael Hall di mailist Neurons, tanggal 8 November 2021 berjudul 'Even Facts Need Explaining', atau bisa dibaca di https://meta-mind.com/article/item/even-facts-need-explaining.html )

Kemarin (tgl. 3 Feb. 2022), beberapa whatsapp group di Jakarta ramai oleh hasil test PCR yang sudah ada hasilnya sebelum orang yang bersangkutan di-swab. Human error.  Secara nyata, ada kertas berkop surat resmi nama laboratorium tsb, yang menuliskan nama tertentu dengan hasil positif. Sungguh suatu fakta yang tidak factual dan perlu dipertanyakan. Saya bayangkan kalau terjadi pula pada orang lain yang sudah swab tapi hasil yang ditampilkan berbeda atas nama ‘human error’.

Tulisan Michael Hall yang #3 ini cocok banget dengan keadaan sekarang. Kita perlu jeli menanggapi fakta. Aduhai, padahal sudah fakta loh, masak perlu ditanyakan lagi? Bukti ada. Apalagi yang diragukan bukan? Baca deh tulisan beliau. Saya jelaskan lagi dengan contoh berbeda yang juga sedang ramai saat ini.

Tentang covid Omicron yang sedang naik tinggi di Jakarta saat ini.

-    Seseorang yang kelihatan sehat segar bugar, belum tentu sedang tidak terkena covid Omicron di saat yang sama.
-   Teman saya gatal tenggorokan, batuk dan pilek seharian. Buru-buru swab PCR curiga kena si ‘Omricon’ itu, tapi ternyata negatif. Akhirnya konsultasi ke dokter, hasil diagnosanya adalah hanya flu biasa dan ada radang sinusitis.
-    Hasil tes antigen negatif, apakah pasti berarti tidak kena covid?

“When you take any statement, ask, “Is it a fact or not?” The answer will always be, “It depends.” As noted in Neurons #71, it depends on context, criteria, theory, level,  and kind" – demikian tulis Michael di artikel tersebut.

Apakah benar kalau hasil tes antigen negatif berarti tidak berkena covid? Tergantung.

FAKTA 101 – Berpikir Kritis Tentang Fakta

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Friday, 04 February 2022.

(Tulisan ini ditulis sebagai review dan diskusi atas artikel Michael Hall di mailist Neurons, tanggal 25 Oktober 2021 berjudul 'Critical Thinking About Facts', atau bisa dibaca di https://meta-mind.com/article/item/critical-thinking-about-facts.html ).

Pagi ini ada badai salju di tempat saya berada beberapa bulan ini, Burlington - Ontario Kanada. Saya baru saja bangun, dan saat berjalan ke kamar mandi, mata melayang ke arah jendela di depan sana melihat hujan salju dengan salju tebal menutupi mobil dan jalanan di luar. Wow..!! Serta merta saya melangkah balik ke kamar, buka lemari mengambil sweater dan langsung memakainya, baru kembali ke kamar mandi. Refleks. 1 jam kemudian, saya mulai merasa gerah dan tersadar, saya tadi langsung samber sweater begitu melihat salju tebal, padahal suhu di dalam ruangan 22⁰C. Jadi pakai sweater ini adalah respon atas fakta yang mana?

Dalam tulisannya yang satu ini, Michael menjelaskan terperinci beberapa tingkat/level pemikiran kita tentang 'fakta' yang kita katakan sebagai fakta selama ini, dengan contoh apa yang saya alami pagi tadi.

Kita selalu mengganggap fakta itu solid, serius ada dan nyata, padahal belum tentu senyata apa yang kita pikirkan. Beliau menjelaskan bahwa ada langkah-langkah yang terjadi dalam pemikiran kita menanggapi sebuah ‘fakta’, yang saya jabarkan kembali dengan contoh di atas sebagai berikut:

More Problem With Facts

Written by L. Michael Hall, Ph.D Posted in L. Michael Hall, Ph.D. on Thursday, 06 January 2022.

From: L. Michael Hall
2021 Neurons #83
December 31, 2021
Facts #11
 

With this article, I am concluding this series on Critical Thinking about Facts.  With the new year, there will be a new series.  In the last post I noted that facts become really problematic when—

  • They are out of context so that there’s no way to evaluate them.
  • They are partial and many things which need to be said about them are not said, but left out.
  • They are anonymous and not owned by whoever identified or created the fact.
  • They are coded in vague, abstract, evaluative terminology rather than descriptive empirical language (sensory-based language)

Another problem concerns the fluidity versus immutability of a given fact.  Generally, the word fact carries an unstated implication, namely, that it is immutable.  “This is the way it is, it is a fact.”  Yet while some facts are immutable (they don’t change), many are fluid.  They change.  And they are facts which are more likely to change over time.

Sometimes a factual statement asserts something that just is, something that is immutable.  It is something that you cannot change or alter, something that is a given.  “Like what?” you may ask. Well, like the old joke, “There are two inevitables in life—death and taxes.”  Factually, you and I are going to die.  Factually, every person who has ever been born before the last generation has died.  That’s an immutable fact that you cannot gainsay.   Argue against it all you will, rage against it, protest by raising your fist to the heavens—and the fact remains.

Why METAMIND?  read