Listening (Mendengarkan)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Wednesday, 12 July 2017.

Bukan hearing, bukan hanya sekedar mendengar saja.

 

Banyak orang merasa sudah mendengarkan, padahal hanya pada batas mendengar saja. Ketika mendengar seseorang berbicara, kita mendengar suara orang tersebut, namun sebenarnya suara yang terdengar adalah suara dari dalam sendiri, berupa analisa, penilaian (judgement), atau bahkan suara-suara lain yang mengingatkan kita atas sesuatu hal terkait lainnya. Suara-suara internal ini saya sebut sebagai ‘monkey voice’, yang sering justru membangun persepsi tersendiri yang berbeda dari apa yang sedang disampaikan orang tersebut. Akibatnya kita tidak lagi mendengarkan apa yang diucapkan oleh orang tersebut, tapi kita mendengarkan ‘suara internal’ itu sendiri.

 

Mendengarkan merupakan ketrampilan utama saat coaching. Esensi utama dari ketrampilan ini adalah menghargai orang yang berbicara. Bukan karena kita sudah tahu atau belum, tapi tentang bagaimana kita menghargai orang yang sedang berbicara. Dengan demikian orang tersebut merasa dihargai dan meningkatkan eksistensinya untuk lebih terbuka dan percaya. 

THE BIG “WHY” OF NEUROSEMANTICS

Written by L. Michael Hall, Ph.D Posted in L. Michael Hall, Ph.D. on Monday, 10 July 2017.

Written by:  L. Michael Hall
2017 Neurons #26
June 12, 2017 

In preparing for my next project I recently reread Simon Sinek’s Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action, 2009. While it is a business book and a book on leadership, more than that it is a book that fits with what we do in Neuro-Semantics about intentionality. Using the “why is that important” question, and holding each answer and then asking it repeatedly, we move a person to find or to create his or her big why. Doing that simultaneously enables a person to discover and activate one’s highest values.

Today our why in Neuro-Semantics is not only that people can change, but that as people change so do families, and as individuals and families change, businesses also transform, and with those changes, the world itself is made a better place.

In the book, Start with Why, Sinek compares three questions to the three functions in an organization. Taking why, how, and what, he argues that the “why” question functions as the CEO of a company, the “how” question is the domain for the executive managers, and the “what” question is how a company manifests its purpose or why. He calls this the Golden Circle and draws three concentric circles putting why in the middle, then how, then what. He then writes:

“It starts with clarity. You have to know why you do what you do.” (p. 65)
“Knowing why is essential for lasting success...” (p. 47)

What is our why? Do you know?

Neuro-Semantics began with a significant and a big why. Today you will find it in our Vision and Mission statement. Do you know that statement by heart? Do you know how the why has developed and evolved over the years?

What was the why when we began Neuro-Semantics in 1994?

 

Pemimpin vs Pimpinan

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Wednesday, 12 April 2017.

Ada banyak pimpinan di dunia kerja kita, namun ternyata tidak banyak yg memimpin.

 

Pimpinan adalah soal jabatan, yang kebanyakan diperoleh karena prestasi tertentu, kompetensi dan ketrampilan atas hal-hal teknis di lapangan. Bahkan ada yang dikarenakan punya kompetensi interpersonal yang tinggi, alias pintar bicara (diplomasi) dan pencitraan, yang kemudian kelak lebih menjadi pimpinan yang populer tapi tidak bisa memimpin.

 

Di sisi lain ada juga pimpinan yang mendapatkan jabatan karena masa jabatan yang secara otomatis perlu dipromosikan sesuai sistem. Tapi kenyataannya, mereka akan sibuk mengamankan jabatan tersebut agar bertahan, tahu bahwa sebenarnya tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mencapai jabatan ini. Nothing.

 

 

Why METAMIND?  read