Siapa Saya?

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Tuesday, 03 October 2017.

Siapa saya?

Seorang peserta training lari ke arah saya, lalu tepat di depan saya dia bertanya ‘siapa saya? Siapa nama saya?’ sambil menunjuk ke dirinya sendiri. Ekspresi wajahnya serius tampak kebingungan. Saya kaget, namun akhirnya tertawa sendiri setelah tahu bahwa dia ‘dikerjain’ oleh temannya dengan hipnotis.

 

Siapa saya?

Saya yakin kita semua pasti ingat nama diri masing-masing. Namun ternyata, adapula atribut lain yang ikut melekat bersamaan dengan kelekatan nama tersebut. Bila nama dilekatkan oleh kedua orangtua sejak lahir sebagai doa dan harapan untuk kemudian hari, atribut demi atribut kita lekatkan demi apa? Belum lagi atribut yang dilekatkan oleh orang lain, dalam rangka apa?

 

Ada satu keluarga 3 bersaudara, dimana ibu mereka selalu membandingkan anak sulung sebagai yang hebat, anak kedua perlu belajar dari si kakak untuk menjaga anak bungsu yang kurang mandiri. Dan kemudian atribut itupun melekat hingga dewasa, yang akhirnya si sulung tumbuh menjadi orang yang ‘hebat’ namun angkuh, anak bungsu terus mencari jati diri karena merasa kurang mandiri, sedangkan anak kedua malah tumbuh lebih dewasa dari kakak dan terus belajar dengan rendah hati. Kelekatan yang tidak disengaja, namun membekas dalam proses tumbuh kembang seorang manusia.

 

Elephant in The Room

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 18 September 2017.

Kita berdua sama-sama tahu. Hal kecil. Dan kita berdua sama-sama mengabaikannya. Berharap hal tersebut segera berlalu. Namun kemudian rekan kerja di ruang sebelahpun mengetahuinya. Ah, hal buruk cepat tersebarnya. Sekarang sudah ada 3 orang yang tahu, setidaknya salah satu dari kita perlu memberitahu Pak Direktur tentang hal ini sebelum membesar. 

 

Awalnya saya berpikir bahwa kamu yang akan memberitahu beliau. Namun ternyata kamupun mengira salah satu dari kita bertiga yang akan beritahu. Demikian juga dengan rekan kerja ruang sebelah tersebut. Dia mengira kita berdua yang tahu duluan, jadi itu tanggung jawab kita berdua untuk memberitahu Pak Direktur.

 

Alhasil, saat ini seluruh manager sudah tahu. Dan lucunya, kita semua duduk dalam ruang meeting yang sama beberapa kali tapi tidak ada satupun yang mau mengungkitnya. Ada perasaan takut di dalam, apa yang terjadi bila Pak Direktur diberitahu sekarang, setelah terjadi sekian minggu. Dan setiap kali saya lirik kamu, dan rekan manager yang lain, semua hanya diam sambil mengisyaratkan agar salah satu dari kita mengungkit hal tersebut di forum meeting.

 

Ruang meeting pagi tadi terasa hangat dan tidak nyaman walau saya sudah cek remote AC beberapa kali, suhu udara masih tetap sama seperti biasa. Tapi kali ini keadaan tidak seperti biasanya. Pak Direktur mulai menyinggung permasalahan yang kita semua sama-sama sudah ketahui ada masalah sejak beberapa waktu lalu. 

 

Saya lihat manager di sebrang mejaku terus menunduk menulis entah apa di meja. Manajer di sebelahnya melirik kami satu per satu seakan mencari tahu di wajah kami padahal dia salah satu yang paling terlibat dan tahu tentang keadaan permasalahan tersebut. Dan kamu-pun melirik saya sambil tersenyum kecil .. 

 

 

 

If You Can Breathe, You Can Lead

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 21 August 2017.

Kalimat di atas saya kutip dari buku ‘The Leader Who Had No Title’ nya Robin Sharma. Berikut beberapa kalimat yang saya kutip dan menarik untuk disimak, terutama dalam kaitannya dengan jiwa kepemimpinan diri kita sendiri.

 

If you can breathe, you can lead

Leadership is for everyone

You never need a title to be a leader.

Jika kita bisa bernafas, maka kita bisa memimpin.

Kepemimpinan itu untuk setiap orang.

Anda tidak pernah perlu sebuah titel untuk menjadi seorang pemimpin.

 

Leaders are those individuals who do the things that failures aren't willing to do - eventhough they might not like doing them either.

Para pemimpin adalah orang2 yang melakukan hal-hal dimana orang2 yang gagal tidak ingin lakukan – walaupun mereka (para pemimpin) ini mungkin tidak suka melakukannya juga.

 

Success doesn't just happen because someone's stars line up.

Success, both in business n personally, is something that consciously created.

It's the guaranteed result of a deliberate series of acts that anyone can perform.

Sukses tidak begitu saja terjadi karena bintang seseorang sedang menanjak naik.

Sukses, baik dalam hal bisnis maupun personal, adalah sesuatu yang secara sadar diciptakan.

Itu adalah jaminan hasil atas serangkaian tindakan yang dilakukan dengan sengaja dimana setiap orang bisa melakukannya.

 

 

Why METAMIND?  read