Questioning (Seni Bertanya)

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Wednesday, 12 July 2017.

Seorang coach tidak memberikan solusi, tapi akan memancing solusi dari kliennya dengan bertanya. Ada 2 ketrampilan bertanya yang perlu dimiliki oleh seorang Meta Coach, yakni keterampilan bertanya dasar, yang disebut sebagai questioning dan akan dibahas di sini, serta keterampilan bertanya pada kerangka berpikir seseorang, yang disebut sebagai Meta-Question dan akan dibahas sebagai ketrampilan nomor 4, setelah ketrampilan ini.

 

Ketrampilan bertanya dasar (questioning) ini merupakan ketrampilan untuk bertanya atas hal-hal yang terlihat dan pernyataan yang terdengar namun tidak lengkap. 

Contoh:

- Sudah makan. Siapa yang sudah makan? Makan apa?

- Dia selalu seperti ini. Seperti ini yang seperti apa? Selalu, tidak pernah tidak?

- Selayaknya dia sudah bekerja. Selayaknya menurut siapa? Sudah sejak kapan?

 

Saat berucap, seseorang menyatakan apa saja yang terpikirkan secara spontan, tanpa menyadari bahwa telah terjadi distorsi kognitif (cognitive distortion) saat mengutarakannya. Dalam benak pikiran, dia tahu persis siapa yang sedang dibicarakan dan apa yang sedang dilakukan, bergerak ke arah mana. Namun tidak demikian dengan si pendengar. Yang mendengarkan tidak melihat apa yang ada di dalam benak pikiran si pembicara. Tidak tahu siapa yang dimaksud dan sedang melakukan apa.

Seorang coach perlu bisa membedakan adanya ketidaklengkapan data yang disampaikan dan segera klarifikasi atas apa yang diucapkan tersebut melalui bertanya tingkat dasar ini.

 

Di tingkat awal, hal yang perlu diperhatikan pada saat seseorang bertutur kata adalah kelengkapan kalimat, yang di dalam tata bahasa Indonesia kita mengenal dengan susunan SPOK (subyek-predikat-obyek-keterangan). Pola mana yang belum lengkap, itu yang perlu ditanyakan dengan susunan dari awal, mulai dengan subyek terlebih dahulu.

 

Contoh:

Belum makan.

- Siapa yang belum makan?

- Belum makan apa?

 

Pada proses pemikiran manusia terjadi 3 distorsi kognitif, yakni:

1. Generalisasi (menyamaratakan satu dengan yang lain)

2. Deletion (menghilangkan bagian tertentu).

3. Distorsi (pembiasan).

 

Maka pada tingkat berikutnya, kita perlu memperhatikan adakah 3 hal tersebut terjadi, dan lakukan klarifikasi dengan bertanya agar ada kejelasan pembicaraan.

 

Contoh: Selalu ada-ada saja.

- Apa yang selalu ada-ada saja? (Subyek dalam SPOK)

- Ada-ada saja apa yang dimaksud? (keterangan, sekaligus juga distorsi).

- Apakah selalu ada-ada saja? (selalu – generalisasi)

- Tidak pernah tidak terjadikah? (menanyakan apa yang terhapus/dihilangkan).

 

Kita, manusia, selalu melakukan 3 hal distorsi kognitif di atas saat berbicara. Ketika kita melakukan generalisasi, secara langsung kita meniadakan sesuatu, dan tanpa sadar membiaskan arah pembicaraan. Hal inilah yang sering menimbulkan masalah komunikasi. Ketidakmampuan mengenali 3 hal ini membuat 2 orang yang sedang berkomunikasi mengira sama-sama tahu apa yang dimaksud padahal belum tentu sama. 

 

Kemampuan bertanya ini di NLP disebut sebagai Meta Model.

Pada Meta Coaching Systems, ada beberapa jenis pertanyaan yang termasuk dalam ketrampilan bertanya, yakni:

1. Exploration – pertanyaan2 terbuka untuk meng-eksplorasi, menelusuri data-data  yang lebih banyak lagi atas sesuatu hal.

2.  Clarity – pertanyaan2 terbuka untuk memperoleh kejelasan, umumnya atas suatu keadaan atau terminologi tertentu.

3. Checking – menggunakan pertanyaan tertutup untuk memastikan persamaan persepsi (memeriksa ulang apa yang telah disampaikan).

4. Testing – menggunakan pertanyaan tertutup dengan tujuan untuk menguji suatu keadaan. Kadang jenis pertanyaan ini sengaja ditanyakan untuk konfrontasi positif.

 

Selain itu, masih ada 18  pertanyaan untuk kejelasan tujuan, dikenal sebagai 18 Wellformed Outcome (WFO) Questions. 18 pertanyaan ini menggabungkan pertanyaan dasar dan Meta-Questions.

 

Kata kunci untuk ketrampilan bertanya ini adalah penasaran ingin tahu. Penasaran yang dilandasi oleh tidak adanya penilaian apapun, tidak mengarahkan, tidak juga ada penilaian apalagi menghakimi. Hanya bertanya apa adanya sesuai dengan apa yang disampaikan. Itu saja.

 

About the Author

Mariani Ng

Mariani Ng

She is a Founder of PT. METAMIND Tata Cendekia and the first woman in ASIA who is certified and licensed trainer of  NLP – NS trainings to provide International Certification of Meta-NLP Practitioner, International Certification of Master Practitioner.

Click here for detail

Why METAMIND?  read