Articles in Category: Mariani Ng

Coaching Sebagai Sebuah Kehidupan

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Sunday, 28 January 2018.

Coach bukan hanya sebuah profesi. Ditilik dari 7 core of coaching skills Meta Coaching Systems, betapa bahagianya bila setiap orang mampu memiliki ketrampilan2 tersebut dan tahu kapan aplikasikan skill apa ke dalam setiap kegiatannya. Hidup akan jauh berbeda.

Senantiasa tenang dalam berbagai keadaan. State management yg bukan saja tenang diri, juga membawa ketenangan bagi orang lain. Kehadiran yg senantiasa meng-inspirasi percaya diri dan semangat, bukan menebarkan keraguan atau kesemrawutan.

Kemudian mendengarkan.
Seberapa seringnya kita mendengarkan dalam aktivitas sehari-hari? Mendengarkan bukan hanya dalam tataran komunikasi, juga mendengarkan apa yg tdk terucap. Mendengarkan lingkungan, mendengarkan alam, mendengarkan diri sendiri. Peduli. Menghargai.

Lalu kemudian membangun trust dan saling mendukung satu sama lain. Dilandasi dengan saling menghargai dan terima apa adanya, menyamakan ketimbang menyalahkan. Membangun relasi berdasarkan asas saling menghormati dan memberi ruang bagi orang lain untuk bebas berekspresi.

Antara Isi & Kosong

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 08 January 2018.

Hari itu jumat pagi. Saya baru saja usai magang di training Coaching Mastery bersama Michael Hall di Sydney University. 10 hari bangun pagi-pagi jam 06.00, sarapan dan siap-siap sudah berada di kelas jam 8.25. Persiapan training, yang setiap saat bisa dipanggil Michael untuk mengajar di hadapan 44 peserta Coaching Mastery di sana, mentoring benchmarker selama 6 hari ber-turut-turut hingga melakukan sesi-sesi coaching pribadi dengan beberapa peserta, kelas  baru selesai jam 21.00 setiap malam.. plus ngobrol sana sini sedikit, alhasil hampir rata-rata tidur jam 22.30 waktu Sydney. Selama 10 hari.

Tadi tidak pagi ini. Saya terbangun jam 7.14 .. dan merasa kosong. Kupandangi baling-baling kipas di atasku (maklum, tinggal di kampus mahasiswa), mau ngapain ya hari ini?

Saya bangun dan pandang keluar jendela.. kosong. Di gedung sebrang itu kami setiap hari mondar-mandir. Sekarang pasti kosong karena kelas sudah bubar. Dan mahasiswa/i Universitas-pun sedang liburan summer di sana.

Beberapa menit saya merasakan kekosongan dan bingung.. lalu tersentak kaget sendiri. Buset... betapa saya telah dikendalikan oleh hiruk pikuk kesibukan, oleh jadwal demi jadwal yang sudah diatur, hingga ketika tidak ada lagi jadwal dan kesibukan, saya bingung sendiri mau ngapain.

Klik, Hidup Anda Telah ‘ON’!!

Written by Mariani Ng Posted in Mariani Ng on Monday, 04 December 2017.

Hari yang terik, saya malas keluar dari ruangan ini. Meskipun tahu ada beberapa hal yang perlu saya selesaikan hari ini di Jakarta, ada janji meeting dengan seorang klien (kalau sekretarisku belum berhasil menggeser jadwalnya), ke bank (kalau istriku belum berhasil atur jadwal di sela-sela istirahatnya), urus dokumen di kantor notaris, ke kantor. Ah ... apalagi ke kantor, banyak sekali yang harus diselesaikan. Mulai dari laporan anak buah hingga surat-surat yang harus diperiksa dan ditandatangani. Belum lagi beberapa hal yang mesti diselesaikan, walau hanya via telpon!! Hahh, bukankah via telpon bisa dilakukan dari vila ini? Ah, malas .....!!!

 

Saya pandangi saja pohon-pohon hijau dari kejauhan di kaki gunung sana. Alangkah indahnya kalau bisa hidup selamanya di sini, alangkah indahnya kalau bisa terus menikmati keindahan alam ini. Tidak perlu terus menerus terlibat dalam hiruk pikuk kesibukan kantor yang monoton, tidak perlu terjebak dan bermacet ria di kota metropolitan. Duh!!!

 

‘Ting!’, bunyi keluar dari laptop yang diletakkan di atas meja ruang tamu. Sudah beberapa hari saya berdiam diri di vila sepi ini, membawa serta setumpuk pekerjaan dan laptop lengkap dengan sambungan internetnya. Rencana semula mau kerja di tengah kesejukan pegunungan ini, rencana mau mengumpulkan energi agar bisa lebih produktif lagi ketika kembali nanti. Entah sampai kapan. Karena sudah 1 minggu saya tinggal di sini, sampai sekarang masih duduk menikmati pegunungan indah sambil malas-malasan membuka pekerjaan yang seharusnya sudah diselesaikan beberapa hari lalu.

 

‘Ting!’, bunyi lagi.

Saya pandangi laptop di meja kecil depan sofa, yang sudah nyala dari kemarin malam. Selama di sini saya sibuk YM (Yahoo Messenger) dengan beberapa teman yang tersebar di beberapa kota. Ada kesenangan tersendiri, bercanda dan meledek mereka, diskusi ringan tidak menentu arah. Lumayan untuk menghilangkan kepenatan dan kejenuhan kerja selama ini. Benarkah? Ah...!! 5 malam berturut-turut saya YM-an, membuat ketagihan – bukannya tambah relaks, malah tambah seru. Ada hal-hal tertentu yang membuatku tidak mau lepas dari layar di depan. Bebas ber-ekspresi (toh tidak ketemu orangnya ini), bebas curhat (toh yang bersangkutan tidak tahu ekspresi wajahku), bebas meledek tanpa batas ... 

 

Saya sadari semuanya memang maya, tapi mengasyikkan bisa sejenak keluar dari dunia nyata yang penuh kesibukan ini. Sejenak? Jantung ini tiba-tiba berdetak kencang. Sudah seminggu saya di sini, sementara deadline beberapa pekerjaan sudah terlampaui, belum lagi ada beberapa hal yang perlu di follow-up minggu ini!! 

 

Ada kejengahan, dan rasa lelah tiba-tiba menyergap, walau saya baru selesai mandi. Walau baru beberapa menit lalu saya menikmati kesegaran pagi hari di pegunungan ini, relaks dan segar. 

 

‘R u thr?’, ketikan muncul di layar.

Saya pandangi saja. ‘Apakah saya di sini?’. Secara fisik saya di sini, duduk persis di depan laptop, bahkan perasaan mengasyikkan-pun muncul menggoda mengajak untuk masuk kembali ke dunia maya tersebut, yang pasti mengasyikkan. ‘Am I here?’, tanya saya kembali ke diri sendiri.

 

‘Apa yang telah saya lakukan selama ini?’, pikiran mulai menerawang kembali ke hari pertama saya masuk ke vila ini. Bermula dari ide agar bisa istirahat sambil bekerja di sini, sambil menikmati keindahan alam yang selama ini sangat saya rindukan. Berharap ada kedamaian dan ketenangan ketika berada di tengah kesunyian dan keheningan pegunungan yang sejuk ini sehingga bisa lebih produktif menyelesaikan masalah. 

 

Tapi ternyata tidak ada ketenangan, apalagi kedamaian. Hati saya resah selama 2 hari pertama, pikiran tidak menentu di antara beberapa konflik, antara kehidupan pribadi dan profesional. Atas penentuan masa depan bisnis dan masa depan saya sendiri, atas keputusan orangtua dan keputusan RUPS. Selanjutnya ditambah resah lagi karena asyik di dunia maya, sambil tetap meresahkan pekerjaan dan masalah yang tertunda. Double resah!!

Lalu apa yang telah saya lakukan?

Why METAMIND?  read